50 Contoh Puisi Sekolahku yang Bangkitkan Kenangan Masa Kecil
Contoh Puisi Sekolahku yang Bangkitkan Kenangan Masa Kecil - Ada banyak cara yang bisa digunakan untuk ungkapkan perasaan. Bisa melalui surat, lagu, bahkan puisi. Sementara itu, mengungkapkan perasaan melalui puisi adalah cara yang saat ini paling lumrah dilakukan. Akan tetapi, keliru jika ada anggapan bahwa pengungkapan perasaan dengan puisi hanya ditujukan teruntuk orang-orang terkasih. Sebut saja pacar, sahabat, atau orang terdekat.
Puisi Sekolah
Hal ini karena hakikatnya, puisi adalah karya sastra yang terdiri atas larik-larik indah. Sehingga hasil kerja kreatif ini gunakan berbagai objek. Tidak jarang pula, para penyair (sebutan untuk mereka yang giat menulis puisi), berhasil membuat satu atau dua karya dari apa yang berkenaan dengan inderanya. Yakni apa yang ia lihat, dirasakan, bahkan yang dipikirkan. Tak terkecuali inspirasi yang muncul ketika ia menjejakkan kaki kembali di tempat menuntut ilmu: sekolah.
Contoh Puisi Sekolah yang Bagus dan Menginspirasi
Setelah keluarga, sekolah menjadi tempat belajar bagi anak-anak. Inilah alasan mengapa dari bangunan sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas, hingga sekolah tinggi selalu beri pengalaman dan kenangan. Nah, berikut ini adalah contoh puisi sekolah bagus yang ingatkan banyak kenangan tentang tempat menuntut ilmu ini.
Sekolah; Dariku yang Belum Purna Belajar
Oleh: Saini Mare
Hari ini kudapati diri yang sudah bertambah besar
Ketika yang masih membekas di ingatan
Hanyalah diri yang semasa kecil susah belajar
Berhitung, menghapal, juga menerjemahkan
Suatu kali di hari yang entah pernah diri ini bertanya
Pada guru magang yang tak diingat namanya,
“I don’t know, artinya apa Pak Guru?”
Beliau yang masih mudah tersenyum
Menyenangkan, barangkali baginya
Ada murid yang tanggap di mata pelajaran sulitnya
“Artinya saya tidak tahu artinya,” katanya
Kami terheran-heran
“Lho, Pak Guru tidak tahu?”
“Bukan. Artinya memang saya tidak tahu.”
Pertanyaan kami tidak temukan jawaban
Hingga kami menyimpulkan bahwa;
Guru magang itu sama bodohnya dengan kami yang masih ingusan
Tapi hari ini, kamus memberi kami jawaban
Guru kami tidak bodoh, karena memang artinya “saya tidak tahu”.
Kami saja yang sudah diajar
Tapi terlalu mudah mengumpat dan menyalahkan
Terima kasih sekolah, dari kami yang tak pernah purna belajar
[2] Tempat Menganyam Mimpi-Mimpi
Oleh: Saini Mare
Sekolah
Kau adalah tempat menempa diri
Dari kami yang tidak tahu cara berbakti
Cara berarti, dan bagaimana tanggung jawab dari mengabdi
Sekolah,
Yang kami tahu
Kau adalah tempat pertama kami menganyam mimpi
Tuk digunakan nanti, sewaktu kami sudah bisa lindungi diri sendiri
Sekolah,
Kau adalah cetakan dari kami yang kini mulai mencari arti
Dari kehidupan yang digariskan, dari dari tekad yang diwariskan
Katanya, seorang akan lakukan apapun sebelum takdirnya terungkap
Melalui pelajaran-pelajaran, kami tempuh perjalanan itu sebelum mati
[3] Sekolah; Sudah Saatnya Kami Kembali
Oleh: Saini Mare
Waktu bergulir, musim pun berganti
Tapi yang kami rindui adalah bangku-bangku berdebu
Lantai yang tak pernah bersih oleh sepatu
Dan bising berisik dari bocah-bocah yang ributkan ini itu
Tapi keramainan dan kebisingan ini kini menjadi sunyi
Tak ada murid di sekolah
Yang ada hanya murid-murid di depan layar teknologi
Yang buat stress karena jaringan internet yang tak berbaik hati
Selesaikah, Corona
Sudah saatnya kami kembali ke sekolah
Diakui atau tidak, hujan memang membangkitkan banyak kenangan. Tidak terkecuai kenangan masa silam ketika orang-orang yang kini telah dewasa dulunya hanyalah sekelompok bocah-bocah ingusan. Dan ketiga puisi sekolah di atas adalah contoh kecil ketika mereka mengingat kembali masa-masa bermain sambil belajar bersama bapak-ibu guru dan temanss seumuran.